Selasa, 22 Januari 2013

Hikmah di Balik Musibah

Assalamualaikum...

Ane sebagai penulis yang sedang menuntut ilmu di sebuah institut , melihat musibah banjir yang menimpa ibu kota negara kita, Jakarta. Ketika mimin hendak pulang ke Jakarta seminggu lalu, kondisinya belum separah ini. Lalu lintas aktivitas Jakarta masih lancar walau sedikit terhambat. Akan tetapi... Banjir besar itu datang. Astagfirullah..

Penulis kemudian mencoba merenung. Penulis takut musibah banjir ini bukan sekadar ujian dari Allah, tetapi justru murka Allah. Kalau memang murka Allah yang bisa warga Jakarta lakukan tinggalah bertaubat. Mengapa demikian? Sesungguhnya murka Allah pada suatu akan datang karena ulah kaum tersebut.

Mengapa Jakarta?

Coba perhatiin hal-hal berikut ini :
1. Jakarta merupakan salah satu kota dimana koruptor banyak bertebaran. Hak orang yang membutuhkan diambilnya.

2. Aktivitas prostitusi masih banyak.

3. Maraknya pembangunan tanpa memikirkan lingkungan. Jakarta perlu penghijauan, bukan bangunan. Tidakkah tahu bahwa seluruh makhluk Allah itu senantiasa bertasbih memujinya?

4. Perilaku masyarakat yang tidak peduli seperti membuang sampah sembarangan, mengotori sungai , dsb.

Dari hal hal tersebut penulis berkesimpulan bahwa penyebab awal datang nya bencana ini adalah dari manusia nya sendiri. Yang penulis takutkan bahwa perilaku buruk yang tak kunjung berubah inilah yang menjadi penyebab utama. Untuk itu,  marilah kita senantiasa terus beribadah, dan perbanyak tilawahnya.

Penulis cuma mohon doanya dari para pembaca untuk musibah yang menimpa kota kami, kota kalian, ibu kota kita, Jakarta.

- Penulis -

Senin, 17 September 2012

Renungan Malam I

Di setiap keheningan malam tanganku menengadah kepadaMu, memohon ampunan dosa ya Rabb. Engkaulah yang maha berkuasa. Engkaulah yang maha pengampun dosa ya Allah ya Rabb-ku. Aku menangis di tengah sepinya malam, menyadari dosa-dosa yang telah melumuri tubuhku ini. terlalu banyak dosa yang kuperbuat ya Allah. Aku sungguh malu dihadapanMu. Aku malu masih sanggup bersikap sombong kepadaMu ya Allah. Sesungguhnya aku tak pantas sombong. Aku ini begitu kecil dihadapanMu ya Allah. Aku hanyalah makhluk lemah tak berdaya. Semua yang kulalui dan kudapat di dalam kehidupan ini adalah nikmat dariMu. Nikmat bernafas, nikmat hidup, nikmat melihat, nikmat berbicara, dan lainnya. Ampunilah aku ya Allah, ampunilah hambamu ini yang sudah berlumur dosa. Insya Allah, aku akan menjalankan syariatMu. Insya Allah aku akan berada di garis terdepan untuk memnbela agamamu.

Jumat, 07 September 2012

Mengapa Pacaran Dilarang ?

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam melarang pacaran. Mengapa demikian ? Apa pula itu pacaran ? pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul ketika masalah ini dibahas.Dalam Al-qur'an disebutkan, " wala taqrobuzzina" yang artinya, " janganlah mendekati zina "








Pacaran tidak lepas dari tindakan menerjang larangan larangan Alloh subhanahu wa ta’ala. Fitnah ini bermula dari pandang memandang dengan lawan jenis kemudian timbul rasa cinta di hati—sebab itu, ada istilah “dari mata turun ke hati”— kemudian berusaha ingin memilikinya, entah itu dengan cara kirim SMS atau surat cinta, telepon, atau yang lainnya. Setelah itu, terjadilah saling bertemu dan bertatap muka, menyepi, dan saling bersentuhan sambil mengungkapkan rasa cinta dan sayang. Semua perbuatan tersebut dilarang dalam Islam karena merupakan jembatan dan sarana menuju perbuatan yang lebih keji, yaitu zina. Bahkan, boleh dikatakan, perbuatan itu seluruhnya tidak lepas dari zina. Perhatikanlah sabda Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam:

“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243)
Al Imam an Nawawi rahimahullah berkata: “Makna hadits di atas, pada anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secara majazi (kiasan) dengan memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim: 16/156157)
Adakah di antara mereka tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan mata mereka dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) atau lak-ilaki ajnabi (bukan mahrom) termasuk perbuatan yang diharamkan?!

source : http://maramissetiawan.wordpress.com/2009/06/25/pacaran-dalam-kacamata-islam/

Kamis, 26 Juli 2012

Bulan Puasa Telah Tiba

Assalamualaikum...

Bulan puasa telah tiba :D dan alhamdulillah kita masih diberi kesempatan bertemu lagi dengan bulan yang penuh berkah ini...


Di bulan ini Allah telah menjanjikan Pahala yang kita dapatkan akan bernilai berlipat-lipat ganda :) , Subhanallah .. so, rugi kan kalo ramadhan ini kita lewati hanya dengan menahan rasa haus dan lapar saja ?






Sesungguhnya di Ramadhan ini setan tidak bisa menganggu kita lho ! 



hehehe karena itu wahai akhi dan ukhti marilah kita muliakan bulan Ramadhan ini dan semoga keberkahan itu kita dapatkan... Amin ya robbal alamin...



Wassalamualaikum...




Sabtu, 16 Juni 2012

Kematian Ada Bersama Kita

Kenikmatan dunia ini yang sebenarnya kalau dibandingkan dengan kenikmatan akhirat yang begitu luar biasa indahnya bahkan tidak akan pernah ada manusia yang dapat membayangkan betapa indahnya kehidupan akhirat kelak jika kita dapat memanfaatkan waktu di dunia ini sebaik-baiknya. Namun malah berlaku sebaliknya, kita terlalu lalai dengan dunia yang hanya sesaat ini sehingga melupakan akhirat yang merupakan kehidupan yang kekal untuk kita, kenikmatan dunia yang pada akhirnya malah membuat kita lupa akan satu hal yang pasti akan kita hadapi yaitu KEMATIAN.

Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang akan luput dari yang namanya kematian. Segala yang hidup di dunia ini, pasti akan mengalami yang namanya kematian, yang merupakan suatu kepastian akan terjadinya. Namun juga ketidakpastian akan penyebabnya.

Malaikat Maut datang ke rumah setiap hari

Dari Hasan ia berkata”Tiada hari melainkan malaikat maut mengintip setiap rumah beberapa kali. Barang siapa diantara meraka didapati rezkinya telah habis dan azalnya telah tiba, maka ia akan mencabut ruhnya. Apabila ia telah mencabut ruhnya, ia menemui keluarganya dengan sedih dan menangis. Malaikat maut itu bediri di tiang pintu lalu berkata ‘Aku tidak berbuat salah kepadamu. Demi Allah, aku hanya diperintahkan. Aku tidak memakan rezkinya, aku tidak menghabiskan umurnya, dan aku tidak mengakhiri azalnya. Sesungguhnya tugasku kepadamu adalah mengunjungimu lagi sehingga tidak tertinggal seorang pun diantara kamu.” Al-Hasan berkata, “Demi Allah, jika mereka melihat tempatnya dan mendengar ucapannya, tentu mereka akan melupakan mayit meraka dan menangisi dirinya sendiri.” (Ibnu Abi Dunya dan Abusy-Syaikh).

Siap atau tidak, muda atau tua, kaya atau miskin, semuanya akan mengalami kematian, hanya saja tidak ada yang tahu diantara kita kapan kita akan meninggalkan dunia yang fana ini, untuk menunggu di kuburan dengan
kematian Jangan melupakan Kematian
Sumber gambar: Google.com
penuh siksaan atau ketenangan dan kenyamanan untuk menunggu hari kiamat tiba.
Bagi orang-orang yang benar-benar beriman, sesungguhnya mereka tidak akan meyianyiakan walau hanya sedetikpun waktu mereka di dunia ini untuk hal-hal yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat yang kekal.
Allah berfirman: ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).

Jadi, bagamana agar kita tidak menjadi orang merugi?

Sekali lagi, ingatlah bahwa kehidupan didunia ini hanylah sementara, kita hidup hanylah satu kali, suka atau tidak suka anda akan merasakan bagaimana rasanya meninggal dunia. ini hanyalah merupakan kewajiaban kita untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. karena dengan kita selalu mengingat yang namanya kematian, niscaya kita akan memanfaatkan waktu kita sebaik mungkin. Rasulullah telah bersabda melalui salah satu hadistnya :
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: 1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, 2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 3. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, 4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, 5. Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Daud Ath Tho’i berkata, “Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan.”
Masa lalu kita tidak dapat mungkin kita lalaui lagi, karena itu merupakan jarak terjauh yang mungkin pernah kita jalani lagi. dan kita juga tidak pernah tahu bagaimana keadaan kita untuk masa yang akan datang, setelah membaca artikel ini, nanti, esok, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita. Namun, kita masih punya waktu kini, saat ini adalah kenyaatan yang sedang kita jalani, waktu yang akan menentukan kemana kita melangkah, maka dari itu melangkahlah kejalan yang diridhai Allah,menjalani segala kegiatan kita menurut syariah serta jangan pernah melupakan sedekah untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.


source